Oke, kali ini saya akan membahas tentang Setting Firewall
menggunakan IPTables di Linux.
Masih ada teman-teman yang belum tau apa itu firewall?
Firewall itu sebenarnya berfungsi sama dengan dinding yang
melindungi sesuatu di dalam dinding tersebut. Nah firewall
berfungsi untuk melindungi komputer atau jaringan dari akses komputer lain yang
tidak memiliki hak untuk mengakses komputer atau jaringan kita.
Jadi firewall ini melindungi jaringan
dan sekaligus melindungi komputer di dalam jaringan tersebut. Akses yang
dimaksud adalah akses remote dari komputer lain. Seperti kita ketahui sistem
operasi seperti windows dan unix memiliki kemampuan jaringan yaitu
menghubungkan dua atau lebih komputer untuk saling berkomunikasi dan
menggunakan sumber daya jaringan seperti printer, scanner dan alat-alat lainnya
termasuk koneksi internet.
Gambar
1.Ilustrasi mengenai Firewall dalam sebuah jaringan komputer
Firewall itu sendiri terdiri
dari dua jenis yaitu:
1. Personal
Firewall : Personal
Firewall didesain untuk melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan
dari akses yang tidak dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini
berevolusi menjadi sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan
komputer secara total, dengan ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan
semacam perangkat proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan
lainnya. Bahkan beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi
pendeteksian gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh
dari firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall (yang telah
terintegrasi dalam sistem operasi Windows XP Service Pack 2, Windows Vista dan
Windows Server 2003 Service Pack 1), Symantec Norton Personal Firewall, Kerio
Personal Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall secara umum hanya memiliki
dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan Stateful Firewall.
2. Network Firewall : Network
Firewall didesain untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai
serangan. Umumnya dijumpai dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi
atau sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server.
Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration
Server (ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi
GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun
Microsystems, Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris. Network Firewall
secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang dimiliki oleh
personal firewall (packet filter firewall dan stateful firewall), Circuit Level
Gateway, Application Level Gateway, dan juga NAT Firewall. Network Firewall
umumnya bersifat transparan (tidak terlihat) dari pengguna dan menggunakan
teknologi routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket
yang akan ditolak.
Fungsi-fungsi Firewall antara lain :
1. Mengatur dan mengontrol lalu lintas
jaringan
Fungsi pertama yang
dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus dapat mengatur dan
mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan privat
atau komputer yang dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang
demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi
yang sedang dibuat, lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi
berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut.
2. Melindungi sumber daya dalam jaringan
privat
Salah satu tugas
firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman yang mungkin datang.
Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa pengaturan peraturan
akses (access control), penggunaan SPI, application proxy, atau kombinasi dari
semuanya untuk mengamankan host yang dilindungi supaya tidak dapat diakses oleh
host-host yang mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Meskipun demikian, firewall bukan satu-satunya metode proteksi teraman terhadap
sumber daya, dan mempercayakan proteksi firewall dari ancaman secara eksklusif
adalah salah satu kesalahan fatal.
3. Applikasi proxy Firewall mampu
memeriksa lebih dari sekedar header dari paket data, kemampuan ini menuntut
firewall untuk mampu mendeteksi protokol aplikasi tertentu yang spesifikasi.
4. Mencatat setiap transaksi kejadian
yang terjadi di firewall. Ini Memungkinkan membantu sebagai pendeteksian dini
akan penjebolan jaringan.
Nah, sekarang teman-teman sudah tau kan
apa itu firewall, fungsinya buat apa dan juga jenis firewall itu sendiri.
Sekarang kita akan ngebahas tentang salah satu firewall paling popular dan udah
langsung disedia-in di sistem operasi linux yaitu IPTables.
Apa itu IPTables?
Iptables adalah suatu tools dalam sistem
operasi linux yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan filter (penyaringan)
terhadap (trafic) lalulintas data. Secara sederhana digambarkan sebagai pengatur
lalulintas data. Dengan iptables inilah kita akan mengatur semua lalulintas
dalam komputer kita, baik yang masuk ke komputer, keluar dari komputer, ataupun
traffic yang sekedar melewati komputer kita, dan juga berfungsi
untuk merawat dan memeriksa rules tables (tabel aturan) tentang filter
paket IP yang terdapat di kernel linux.
Berikut ini perintah-perintah yang dipakai
di IPTables :
Untuk melihat apakah di dalam sistem kita sudah terinstal
paket-paket iptables, ketikkan perintah berikut:
# rpm -qa | grep iptables
Jika memang belum terinstal, ketikkan perintah berikut:
# yum -y install iptables*
Agar iptables dapat berjalan otomatis setelah restart, gunakan
perintah:
# chkconfig iptables on
Untuk melihat status iptables, gunakan perintah:
# service iptables status
Untuk menyalakan iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables start
Untuk mematikan iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables stop
Untuk merestart iptables, gunakan perintah:
# /etc/init.d/iptables restart
Sebelum melangkah lebih lanjut, pastikan firewall di sistem kita
di enable yaitu dengan cara ketik setup lalu pilih Firewall configuration.
Setelah itu, pada bagian Security Level beri tanda bintang pada
item Enabled lalu pilih tombol OK.
Lalu berikut ini adalah alur paket data
yang terdapat pada IPTables :
membahas prinsip dasar firewall iptables, mengelola akses internet
berdasarkan alamat IP,port aplikasi dan MAC address. Firewall IPTables packet
filtering memiliki tiga aturan (policy), yaitu:
1. INPUT
Mengatur paket data yang memasuki firewall dari arah intranet
maupun internet. kita bisa mengelolakomputer mana saja yang bisa mengakses
firewall. misal: hanya komputer IP 192.168.1.100 yang bisa SSHke firewall dan
yang lain tidak boleh.
2. OUTPUT
Mengatur paket data yang keluar dari firewall ke arah intranet
maupun internet. Biasanya output tidak diset,karena bisa membatasi kemampuan
firewall itu sendiri.
3. FORWARD
Mengatur paket data yang melintasi firewall dari arah internet ke
intranet maupun sebaliknya. Policy forward paling banyak dipakai saat ini untuk
mengatur koneksi internet berdasarkan port, mac address dan alamat IP Selain
aturan (policy) firewall iptables juga mempunyai parameter yang disebut dengan
TARGET, yaitu status yang menentukkan koneksi di iptables diizinkan lewat atau
tidak. TARGET ada tiga macam yaitu:
a. ACCEPT
Akses diterima dan diizinkan melewati firewall
b. REJECT
Akses ditolak, koneksi dari komputer klien yang melewati firewall
langsung terputus, biasanya terdapatpesan “Connection Refused”. Target Reject
tidak menghabiskan bandwidth internet karena akses langsung ditolak, hal ini
berbeda dengan DROP.
c. DROP
Akses diterima tetapi paket data langsung dibuang oleh kernel,
sehingga pengguna tidak mengetahui kalau koneksinya dibatasi oleh firewall,
pengguna melihat seakan – akan server yang dihubungi mengalami permasalahan
teknis. Pada koneksi internet yang sibuk dengan trafik tinggi Target Drop
sebaiknya jangan digunakan.
1. a. Memblok paket yang datang dari sebuah IP
# iptables -I INPUT -s 192.168.0.149 -j REJECT
Peritah di atas digunakan untuk memblok paket dari IP
192.168.0.149. Ada 2 opsi yang digunakan sebenarnya yaitu DROP dan REJECT.
Perbedaan dari keduanya adalah kalau REJECT, perintah ini akan memblok paket namun
akan memberitahukan bahwa paket tersebut ditolak. Sedangkan kalau DROP,
perintah ini akan memblok paket namun tidak diberitahu apakah paket tersebut
b. Memblok paket yang keluar dari sebuah IP
iptables -A OUTPUT -p tcp -d 192.168.10.2 -j DROP
2.Menutup Port
# iptables -A INPUT -p tcp --dport 22 -j REJECT
Perintah di atas memblok port 22 yang biasa digunakan untuk ssh
# iptables -A INPUT -p tcp -i eth0 --dport 23 -j REJECT
Perintah di atas memblok port 22 yang biasa digunakan untuk telnet
# iptables -I INPUT -s 192.168.0.250 -p tcp --dport 23 -j REJECT
Perintah di atas untuk memblok service telnet dari IP
192.168.0.250
3. Membuat Dropped Log file.
iptables -A INPUT -m limit --limit 5/min -j LOG --log-prefix
"PORT 80 DROP: " --log-level 7
iptables -A INPUT -p tcp --destination-port 80 -j DROP
4. Menghapus iptables
# iptables -D INPUT 3
Menghapus iptables pada tabel input di baris ke 3
# iptables -F
Menghapus seluruh iptables
# iptables -F FORWARD
0 komentar:
Posting Komentar